Ini adalah tulisan tentang tiga
komunitas yang mencoba menyatukan pikiran untuk membuat suatu aksi/kegiatan nyata
meskipun sederhana. Ketiga komunitas itu adalah Taman Baca Pelita (TBP),
Peduliku dan Sahabat Indonesia Berbagi regional Palu (SIGi Palu). Akhir tahun
lalu, tepatnya bulan Desember 2016, kami (tiga komunitas) merencanakan untuk
melakukan kegiatan kolaborasi di salah satu tempat di Kota Palu. Setiap
komunitas telah siap dengan kegiatannya masing-masing. TBP fokus pada ajakan
untuk gemar membaca. Peduliku, yang sama seperti namanya, mengajak untuk peduli
kepada lingkungan, dan SIGi Palu fokus ke kamu #ehh ^^ (Untuk lebih jelasnya,
silahkan baca tulisan-tulisan terdahulu saya tentang SIGi Palu).
Tidak seperti kegiatan SIGi Palu
sebelumnya yang hanya dilaksanakan satu hari, kegiatan kali ini dibuat
bertahap, yakni setiap hari minggu sore di bulan Januari 2017. Tujuannya adalah
agar kami bisa melakukan “pendekatan” terlebih dahulu dengan warga, khususnya
adik-adik di sana (Sebab pendekatan juga butuh waktu #halah #apasih) dan
beberapa kegiatan yang telah diagendakan (meskipun beberapa tidak sesuai dengan
rencana awal karena satu dan lain hal ^^) bisa dilakukan secara kontinu.
Bergerak bersama memang selalu
menyenangkan. Teman baru, pengalaman baru, cerita baru, dan semangat saling
mengingatkan untuk terus bergerak bersama-sama selalu terjalin. Meskipun setiap
komunitas punya kegiatan masing-masing, tetapi setiap individu dari kami
berusaha untuk terlibat disetiap kegiatan yang dilaksanakan. Kami memang datang
dari komunitas berbeda, namun saat berada di sana kami tidak lagi membawa
bendera komunitas kami, tapi berbaur untuk melakukan sesuatu dan berharap
bisa bermanfaat untuk adik-adik di sana.
Kami beruntung karena diterima
dengan baik di sana. Pak RT ikut terlibat langsung membantu kami khususnya menghandled adik-adik yang sungguh di luar
kendali kami. Sebab mengatur adik-adik yang
lumayan banyak dan super aktif, yang volume suaranya melebihi suara kami, yang hanya
untuk membuat mereka diam dan tertib pun butuh beberapa menit, sungguhlah tidak
mudah. Namanya juga anak-anak #Hehehe
Buku-buku ramah anak menjadi
pemandangan diawal pertemuan kegiatan kami. Adik-adik asik membaca, yang belum
bisa membaca dibantu oleh teman-teman lain. Ada juga yang terlihat sibuk
mewarnai kertas berpola. Teman-teman yang punya keahlian merajut, turut
menurunkan ilmu mereka kepada beberapa adik-adik yang saat itu tertarik
memegang jarum dan benang wol. Kegiatan berlanjut diminggu-minggu berikutnya. Mulai
dari belajar mengenal huruf, membaca buku hingga meminjamnya untuk dibawa
pulang. Mulai dari menyapu halaman, membersihkan saluran air sampai menanam
bunga. Mulai dari makan pisang goreng bersama sampai bagi-bagi alat tulis. Sungguh
pengalaman berharga bisa berada di tengah teman-teman yang keren dan adik-adik
yang bersemangat.
Oy, Saat membagikan alat tulis
kepada adik-adik, kehebohan terjadi lagi. Sekadar saran, sebelum
membagikan, pastikan dulu jumlah alat tulisnya cukup untuk dibagikan kepada
semua adik-adik. Yang terjadi saat itu adalah alat tulisnya sudah habis
dibagikan, tetapi adik-adik lain baru berdatangan, alhasil ada yang tidak
kebagian (Kami tidak tahu jumlah pasti adik-adik di sana, sebab setiap minggu
ada saja yang datang, yang entah dari mana, hehe ^^). Alat tulis telah dibagi, saya
ingat masih ada beberapa penghapus dan rautan. Sayapun berinisiatif untuk
menjadikannya “hadiah” bagi adik-adik yang bisa menjawab pertanyaan (berhubung
jumlahya tidak cukup untuk dibagikan satu persatu). Inilah saat-saat yang butuh
energi ekstra. Meski sudah buat perjanjian di awal, yakni yang bisa menjawab
yang akan dapat hadiah, tapi pada akhirnya mereka semua mulai merengek meminta,
membandingkan dirinya yang tidak dapat hadiah dengan temannya,
menarik-narik baju, sampai mengelilingi saya “Huaaaaa…” “Waduhhhh…” “Sudah
habis dek…” Mungkin kami yang awalnya kurang tegas, atau memang adik-adik kami
di sana yang sangat luar biasa ^^. Jika menghadapi situasi seperti itu, yakinkan
terlebih dahulu pada diri kalian kalau adik-adiknya bisa kalian kontrol dan kalian bisa memberi
penjelasan bahwa yang menerima hadiah hanya untuk mereka yang bisa menjawab
pertanyaan, maka bagikanlah. Tapi jika tidak, sebaiknya disampan saja dan
bagikan saat kalian merasa jumlahnya sudah cukup untuk dibagikan ke semuanya. S
E M U A. *sekali
lagi, ini tidak berlaku umum, hanya terjadi pada kondisi tertentu*
Hari ini tepat di pengunjung
bulan Januari 2017. Saya tahu, saya tidak maksimal dikegiatan kali ini, (Maafkan saya
yang sok sibuk ini). Salut buat teman-teman yang tetap berkolabora(k)si dan konsisten berbagi untuk
adik-adik di sana hingga akhir. Walaupun rencana kami kegiatan ini hanya berlangsung di
bulan Januari. Tapi saat akan berpamitan pulang pada Pak RT, tetiba si bapak
bertanya, “Jadi, kapan ke sini lagi nak?”. Kalau ditanya seperti ini, apa yang
akan kalian jawab? Saya pribadi, tidak akan tega
menolak ajakan bapak yang dengan hangat telah menerima kami selama ini. Meski kegiatan
yang dijadwal telah selesai, sepertinya ini belum akan berakhir.
Terima kasih kolabora(k)sinya
teman-teman. Kapan kita kolabora(k)si lagi?!
-Berusahalah! Tidak untuk menjadi menusia yang berhasil tapi
berusahalah menjadi manusia yang berguna.” – Einstein-
Palu, 29 Januari 2017.