Kita hidup di dunia ini
dengan segala predikat yang kita sandang. Mulai dari hal-hal yang baik, hingga yang
ingin terlihat baik. Mungkin juga yang kurang baik, hingga yang tak ingin
diketahui orang lain.
Berbicara memantasakan
diri, kita sering keliru memaknainya. Kita hanya berlomba-lomba menjadi yang
terbaik di depan seseorang agar kita dikatakan pantas untuknya. Menampilkan hal-hal
baik yang kita lakukan di media sosial agar mendapat pengakuan orang banyak. Bahkan dengan
lantang mengatakan segala yang dikerjakan orang lain itu benar atau salah tanpa merujuk dulu pada diri sendiri.
Menjatuhkan banyak orang agar kita satu-satunya yang bisa disebut pantas untuk
segala gelar yang baik-baik.
Memantaskan diri bukan
hanya perkara menjadi baik di mata orang lain. Tapi perubahan menuju baik di
hadapanNya. Hingga Allah memantaskan kita untuk takdir yang baik-baik, salah
satunya berada di sekitar orang-orang yang kita sayangi.
Jangan tanyakan mengapa
ada yang berubah dari sikap seorang teman, sahabat atau kaluarga kita. Tapi tanyakan
pada diri kita, sudahkan kita memantaskan diri untuk menjadi seseorang yang
selalu ada buat mereka di setiap keadaan.
Jangan menyalahkan
guru, rekan kerja, bahkan pimpinan kita. Tapi sudahkah kita bertanya pada diri
sendiri apakah kita pantas mereka hargai, jika saat di belakang mereka kita
masih saja menceritakan keburukan mereka.
Semua perubahan yang
baik-baik di mata manusia memang perlu, namun perubahan baik di hadapanNya jauh
lebih penting. Maka perbaikilah niat setiap saat. Hingga takdir baik menghampiri
kita. Namun ada yang jauh lebih penting dari itu, bersabar.
Memantaskan diri untuk
segala yang datang pada kita. Memantaskan diri dari apa-apa yang telah kita
punya. Dan memantaskan diri untuk cita-cita yang kita telah ikrarkan. Namun ada
yang jauh lebih penting dari itu, berdoa.
Karena memantaskan diri
tidak serta merta terjadi pada diri seseorang. Maka hargailah setiap proses
perubahan yang menuju kepada kebaikan.
Karena memantaskan diri
tidak serta merta dialamai oleh setiap orang, maka sebagai saudara yang baik,
saling mengingatkanlah dengan cara-cara yang santun.
Karena memantaskan diri
bukan sekadar untuk hambaNya, maka jangan terlalu dipikirkan kalimat-kalimat
menjatuhkan dari orang-orang, bijaklah mendengar saran-saran.
Karena memantaskan diri
bukan tentang nanti, tapi sekarang. Saat ini juga. Maka, ternyumlah, karena itu
adalah tanda awal yang baik untuk memulai tahun ini.
Selamat tahun baru 2017.
Semoga ditahun ini,
semua yang baik-baik menghampiri kita dan yang kurang baik kita perbaiki bersama-sama -Inov-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar