Katanya
lupa. Ia lupa semua kesedihan yang pernah Ia alami. Katanya tidak mudah. Tidak
mudah baginya mengingat kembali semua kenangan-kenangan itu. Aku tidak tahu apa
yang sebenarnya ia pikirkan. Dari luar, ia tampak tegar dengan senyuman yang
selalu menghiasi bibirnya. Tapi dalam hatinya, tak ada yang tahu, termaksud
aku.
Tidak
dapat dipungkiri setiap manusia pernah merasakan hidup yang indah, bahagia,
sedih, galau dan entah apalah namanya. Tapi tahukah, Ia tidak seperti manusia
pada umumnya. Seakan hidupnya hanya ada kata indah dan bahagia.
Katanya,
kesedihan dan kegalauannya bukan untuk konsumsi orang-orang di sekitarnya. Itu
katanya. Tapi tahukah, dia juga manusia. Manusia yang mungkin lebih sedih dan
lebih galau dariku. Entah bagaimana caranya ia menyembunyikan semua itu.
“Aku
punya kalian, itu sudah cukup” katanya.
Kesedihan
dan kegalauan tidak pernah merengut senyuman manisnya.
“Bagaimana
caranya?” tanyaku.
“Hiduplah
dengan hidupmu” jawabnya.
Kalimat
itu, selalu terlintas di pikiranku. Aku tidak paham betul apa maksud dari
kalimat itu. Dan setiap kali aku meminta penjelasan darinya.
“Hidup
yang bagaimana maksudmu? tanyaku lagi.
Biasanya
dia akan balik bertanya padaku, “Bagaimana hidupmu?”
Panjang
lebar ku jelaskan tentang hidupku. Ia selalu setia mendengarkan hingga tak ada
lagi kata yang keluar dari mulutku.
“Sudah?”
tanyanya memastikan.
Aku
membalasnya dengan anggukkan yang pelan sambil memperhatikannya. Tak ingin kehilangan
satu kata pun dari mulutnya.
“Hidup
seperti yang kamu katakan tadi” jawabnya dengan senyuman.
“Itu
tidak bisa membuatku bahagia!” lanjutku.
“Jadi,
kamu ingin hidup yang seperti apa? seperti hidupku? seperti hidup orang lain?”
tanyanya lagi.
Aku
terdiam. Nada suaranya agak tinggi. Tapi seperti yang ku katakan, wajahnya tak
pernah lepas dari senyuman. “Masih bisa tersenyum?” batinku.
Skenario Hidup.
Terkadang,
hidup yang kita harapkan,
tidak
sesuai dengan hidup yang kita alami sekarang.
Terkadang
dalam hidup, kita menginginkan sesuatu,
namun,
kita tak bisa mendapatkannya.
Terkadang
dalam hidup, kita membenci sesuatu,
namun
sesuatu itulah yang kita dapatkan.
Dalam
hidup, tidak ada yang kebetulan.
Yang
kita dapatkan, yang pergi dari kita,
semua
telah diatur dengan rapi.
Inilah
skenario hidup..
Kita
harus tetap bermimpi,
Dan
mengikhlaskan hasil akhirnya.
Inilah
skenario hidup..
Jika
ingin bahagia, maka
Pondasilah
segalanya dengan rasa syukur.
Jadi,
bersyukurlah!
“Tak
ada jaminan, kamu bisa bahagia dengan hidupku atau hidup orang lain. Mulai
sekarang, cobalah untuk tidak mempertanyakan tentang kehidupanmu. Jangan
habiskan hidupmu hanya untuk membandingkan hidupmu dengan hidupku atau dengan hidup
orang lain. Hiduplah dengan hidupmu, maka kamu akan terus hidup” Jelasnya.
“Boleh
aku bertanya lagi? Tapi, kamu harus menjawabnya dengan jujur” kataku dengan
suara pelan.
“Apa
kamu bahagia?” sambungku
“Tidak”
jawabnya singkat.
Setelah
menjawab pertanyaanku, ia membalikkan badannya. Senyuman itu masih di wajahnya,
tak pernah beranjak. Hingga ia pun pergi meninggalkanku. Sendiri.
Dia
hidup dengan kesedihan, yang kesedihannya tak pernah bisa ku baca.
Sahabat,..
Hidup
terkadang seperti lagu, perlu dilantunkan agar kamu bisa menikmatinya..
Berbahagialah!
^^
(Makassar, 4 Maret 2014) -Ina Novita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar