Dulu,
aku pernah menghentikan langkahku di hadapan seseorang yang selalu membuatku tersenyum,
meskipun hatiku selalu sedih karenanya. Dulu, aku pernah mengalihkan
pandanganku pada seseorang di sela-sela kesibukanku, meski ia tak pernah
melihatku. Dulu, aku sering mendengarkan kisah dari seseorang yang sangat suka
bercerita, meski ia tidak pernah menjawab pertanyaanku.
Dulu,
Sebelum aku sadar ia tak pernah membalas senyumku. Dulu, ia tak pernah
melihatku atau bahkan menjawab pertanyaanku. Dulu, aku masih di sana
memperhatikannya, sampai aku terbangun dari lamunanku.
Kini,
aku berusaha berjalan lalu berlari meninggalkannya, meski aku masih sering terjatuh,
bahkan sesekali berbalik memastikan bahwa ia masih berada di belakangku. Walaupun
ia tak mencoba mengejarku, bahkan tak pernah sekalipun ia memalingkan
pandangannya padaku.
Biarlah..
aku tak akan kembali. Sampai ia sadar kalau aku telah pergi. Sampai dia sadar,
tak ada lagi seseorang yang tulus tersenyum padanya. Sampai ia sadar, semua
orang sibuk dan tak ada yang memperhatikannya apalagi mendengar kisahnya.
Sampai ia sadar, semuanya.
Sampai
nanti, ia datang padaku, lalu bertanya, mengapa aku pergi. Sampai nanti, ia
berhenti di hadapanku lalu tersenyum padakku. Sampai nanti, ia mengalihkan
pandangannya padaku. Sampai nanti, ia berbicara bahkan bercerita semua hal yang
dilaluinya tanpaku.
Aku
bukan pergi untuk meninggalkannya, atau melupakannya. Bukan, sama sekali bukan.
Aku hanya ingin melihat, apa ia akan baik-baik saja tanpaku. Jika iya, aku akan
terus di sini, tak akan kembali, sembari memperhatikannya dari jauh. Jika
tidak, aku tahu Engkau akan menunjukkan jalan padanya untuk menemuiku. Ia tak
perlu takut jika tersesat, karena aku akan selalu membantunya lewat doaku. Aku
di sini, kawan..
“.....bersamamu atau tidak bersamamu, aku tetap
kawanmu”
(Makassar pagi hari, 26 April 2014) -Ina Novita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar