Malam
sepertinya masih enggan berlalu.
Seorang
pria bertopi sedang berlari menerobos titik-titik hujan.
Seorang
wanita sedang berteduh di bawah pohon sambil memegang payung.
Pria
itu membawa seikat bunga tulip berwarna merah.
Langkahnya
berirama,
Semakin
cepat,
Dan
ketika sampai...
Wanita
itu memekarkan payungnya.
Beranjak
dari tempatnya berteduh.
Mereka
bertemu, saling berhadapan dengan jarak yang tidak begitu dekat.
Kamu tahukan, mereka yang lama tak bertemu
akan menjadi kaku.
*1
menit*
*2
menit*
*3
menit*
*4
menit*
*5
menit*
*10
menit*
*20
menit*
*30
menit*
Tak
ada sepatah katapun yang terucap.
Hanya
suara rintik hujan yang terdengar.
“Dari jauh aku melihat senyummu yang indah, seperti
tulip merah yang ku bawakan untukmu, namun entah mengapa aku takut
menyerahkannya”
“Dari jauh aku melihat senyummu yang indah,
yang tersamarkan oleh butiran air hujan yang jatuh dari celah topimu, namun entah
mengapa aku takut berbagi payung denganmu”
Bertemu
saja sudah cukup, karena kebahagiaan sedang memayungi mereka.
(Makassar '02:35', 22 Mei 2014) -Ina Novita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar