Aku
mengatakannya semacam takdir, karena kami memang tidak terpisahkan, tapi aku
hanya berani mengatakannya semacam takdir, bukan takdir itu sendiri, karena
sesungguhnyalah aku tidak akan bisa tahu apakah benar cinta kami yang
barangkali abadi itu adalah takdir. Kami seperti tiba-tiba saja ada dan saling
mencintai sepenuh hati tapi sungguh mati memang hanya seperti dan sekali lagi
hanya seperti, karena sesungguhnyalah hubungan cinta kami yang barangkali abadi
itu adalah sesuatu yang diperjuangkan. Cinta yang abadi ku kira bukanlah
sesuatu yang ditakdirkan, cinta yang abadi adalah sesuatu yang diperjuangkan
terus menerus sehingga cinta itu tetap ada, tetap bertahan, tetap membara,
tetap penuh pesona, tetap menggelisahkan, tetap misterius dan tetap terus menerus menimbulkan tanya :
Cintakah kau padaku? Cintakah kau padaku?
Petikan
cerpen “cintaku Jauh di Komodo” di buku Linguae
karya Seno Gumira Ajidarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar