Di hadapan mereka, Bulan terlihat
tenang dan lebih
sering diam. Mungkin mereka
beranggapan kalau bulan
tak perhatian, bahkan sedikit sombong. Tapi, mereka tak pernah meragukan keindahan Bulan di langit
malam.
Saat bertemu denganmu, tingkah bulan mulai berubah. Sedikit aneh mungkin.
Padahal kamu, Bulan dan benda-benda langit lainnya
selalu bersama, bukan? Lalu, mengapa
jantungnya terus memacu dengan
cepat saat bertemu denganmu?
Mengapa tangannya bergetar dan kakinya terasa dingin tak
beralasan? Apa kamu tahu mengapa Bulan tetiba
berubah?
Dalam
diam sebenarnya Bulan
sedang bercerita.
Kita bagai bintang-bintang
di langit.
Terlihat dekat
oleh mata mereka,
namun sebenarnya
sangat jauh.
Pun aku berada di dekatmu,
tapi tak pernah saling sapa.
Aku hanya ingin
mengenalmu,
dan menerjemahkan setiap sikapmu.
Kau yang begitu dekat,
tapi tak pernah ku kenal.
Satu hari kamu bertanya padaku:
“Hai, kamu
Bulan kan? Dari mana kamu mendapatkan cahaya seindah itu?”
Untuk pertama kalinya
kita bertegur sapa,
Aku berusaha menjawab sebisaku,
Sebelum berlalu, kamu berucap:
“Kamu membuat semua terpesona dengan kecantikanmu,
termaksud aku”
Bulan
bisa bulat sempurna, Bulan bisa setengah, Bulan juga bisa sabit. Ternyata bulan
juga bisa salah tingkah. Yah, Bulan salah tingkah saat berhadapan denganmu.
Salah tingkah
saat bertemu denganmu membuat bulan merasa jauh dari
anggapan orang-orang
padanya. Entahlah, apa yang akan
mereka katakan,
saat melihat Bulan
salah tingkah. Bulan hanya tak ingin, mereka
sadar, ada yang berubah darinya saat salah tingkah bersamamu. Mungkin Bulan akan menutup wajahnya, sehingga cahayanya yang
indah akan tersamarkan. Bahkan Bulan bisa saja pergi dan bersembunyi, hingga tak
ada lagi cahaya Bulan di langit malam.
“Walau
namanya salah tingkah, namun
ku tegaskan rasaku tak salah” kata Bulan.
(Makassar malam hari 'sedang
bulan purnama', 14 Mei 2014) -Ina Novita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar