Hari ini,
berapa banyak orang yang kita temui? Pertemuan yang seperti apa yang kita
jumpai? Pertemuan yang mungkin kita rencanakan atau pertemuan yang tak
disengaja. Bertemu dengan mereka yang kita kenal maupun mereka yang baru kali
pertama bertemu dengan kita. Bertemu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
telah lama tertunda atau pertemuan yang hanya sebatas menuntaskan rindu. Lantas
berapa banyak dari pertemuan kita itu, yang pada akhirnya tidak sesuai dengan
harapan kita?
Hari ini, Berapa
banyak kawan yang kita sapa? Kawan yang kita kenal sejak lama atau kawan baru
yang kita kenal dari berbagai perkumpulan. Menyapa mereka diwaktu luang kita,
untuk sekadar bertanya “Apa kabar?”. Memastikan mereka baik-baik saja. Menyapa
melalui berbagai media sosial, baik yang sekota dengan kita maupun yang ada di
benua berbeda. Lantas berapa banyak sapaan yang kita ramu dengan candaan namun
berujung luka?
Setiap
manusia memang diciptakan mempunyai sifat yang berbeda-beda. Bahkan dua anak
kembar sekalipun tetap saja mempunyai sifat berbeda, meski terlahir dari rahim
yang sama dan lahir dalam waktu yang hampir bersamaan. Dari sejumlah kawan yang
kita punya, merekapun terlahir dengan sifat yang berbeda-beda. Ada sifat yang
membuat kita terkagum-kagum, namun tak jarang sifat yang menyakiti hati kita. Lantas, kawan
mana dan sifat apa yang kita temui hari ini?
Saat ada
pertemuan yang tidak sesuai dengan harapan, sapaan dan candaan yang berujung
luka, dan sifat yang menyakiti hati kita. Kesemuanya adalah bentuk ujian untuk
kita. Ibarat makanan dan minuman yang menggoda saat kita berpuasa. Ujian-ujian
itu akan terus datang menghampiri kita, namun akan berujung manis saat kita
bersabar dan bersandar hanya kepadaNya.
Sebab Dia
selalu punya rencana dibalik pertemuan dan sapaan kita. Apapun hasil dari
pertemuan, ujung dari sapaan, baik dan buruknya, suka dan tidak sukanya, semua
tergantung pemikiran kita. Berharap kita bisa belajar dari segala hal yang kita
temui. Kita adalah hamba-hamba yang akan terus belajar mensyukuri segala
nikmatNya. Salah satunya adalah nikmat memiliki kawan, nikmat ketidaksendirian
kita di muka bumiNya.
Segala sifat
yang berujung luka, balaslah dengan kebaikan. Segala kesalahan kita hapuslah dengan
kebaikan. Sekecil apapun itu, diketahui orang lain atau tidak, dilihat orang
lain atau tidak, dipuji orang lain atau tidak, tetaplah berbuat baik.
“… Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus
kesalahan-kesalahan. …” (11:114)
Mari saling mengingatkan untuk tidak
membenci seseorang, sebab boleh jadi, seseorang yang kita benci itu lebih baik
amalannya dari kita. Cukup membenci sifatnya. Bila memungkinkan, beritahulah ia
dengan cara yang terbaik. Yang tidak menyinggung perasaannya. Lakukan
sebagaimana kita ingin diperlakukan. Bukankah ini manfaat dari punya kawan? Untuk
saling mengingatkan. Sekali lagi, benci sifatnya, bukan orangnya.
Perihal setiap orang tidak terlepas dari
kesalahan. Dengarlah kawan, bilamana Allah membuka seluruh aibku, niscaya kau
tak ingin berkawan denganku~
Mohon maaf atas segala kesalahan.
Marhaban ya Ramadhan.
Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis SIGi Makassar, #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan teman lainnya di sini:
bukanamnesia.blogspot.com
dendelionwannabe.wordpress.com
rahmianarahman.blogspot.com
kyuuisme.wordpress.com
rancaaspar.wordpress.com
burningandloveable.blogspot.com
inditriyani.wordpress.com
Palu, 6 Juni 2016 -Ina Novita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar