Sabtu, 18 Juni 2016

Melukis Harapan Bagian 2



Hujan deras masih menemani langkah kami hingga tiba di lokasi kegiatan hari itu, di sebuah panti asuhan yang berada di kota Palu. Pengurus dan adik-adik panti asuhan dengan cekatan membantu membawa barang-barang keperluan kami dari kendaraan menuju ke sebuah mushollah, tempat kami akan melaksanakan kegiatan nanti. Di lokasi tersebut ternyata telah menunggu seorang SIGier –dia beruntung karena lebih dulu sampai sebelum hujan turun- 

Kegiatan hari itu akan kami mulai dengan sholat ashar berjamaah. Namun, sambil menunggu waktu sholat, kami membagikan nametag untuk adik-adik yang telah kami buat sebelumnya. Saat itulah terlihat, mereka yang awalnya malu-malu kini mulai mendekat pada kami. Setelah beberapa menit menunggu, SIGiers yang lainpun telah bergabung bersama kami, tepat sebelum kegiatan pertama dimulai.

Selepas sholat Ashar, entah mengapa hujan tetiba berhenti. Langat hitam hilang diganti teriknya cahaya matahari. Saat itu, saya sempat bergurau dengan salah seorang SIGier. “Lihat kak, sekarang langitnya cerah, langit birupun sudah kelihatan, sepertinya hujan tadi hanya ingin menguji kita” kataku dengan senyum sumringah. Ada satu kesyukuran yang kami langitkan, sebab teman-teman lain yang masih di jalan terjebak hujan akan lebih mudah untuk sampai ke tempat itu. 

Meskipun saat itu beberapa SIGiers belum tiba, kegiatan tetap kami lanjutkan mengingat waktu terus berjalan dan setiap kegiatan telah kami porsikan waktunya masing-masing. 

Kak Husnul, yang bertindak sebagai -MC- pemegang kendali membuka kegiatan sore itu. Beberapa menit memperkenalkan kami sebagai komunitas Sahabat Indonesia Berbagi Regional Palu (SIGi Palu) dan para SIGiers yang telah hadir, lalu memaparkan secara umum kegiatan-kegiatan apa saja yang kami dan adik-adik akan lakukan sore itu hingga malam hari nanti. 

Saat Kak Husnul menjelaskan di hadapan kami, masih terlihat satu dua anak yang sibuk dengan nametag yang kami bagikan, bercerita dengan teman di samping -ahhh, namanya juga anak-anak, mereka lucu sekali-. Setelah itu, kegiatan diisi dengan sesi sharing yang dibawakan oleh kak Idha. Satu per satu SIGiers pun telah tiba di lokasi. 

Sore itu kak Idha membahas tentang cita-cita. -Apa itu cita-cita? Mengapa kita perlu memiliki cita-cita? dan Bagaimana cara kita untuk menggapai cita-cita tersebut?-. Adik-adik tampak antusias saat kak Idha meminta mereka menyebutkan beberapa profesi yang ia tampilkan di layar. 

Kak Idha meminta mereka agar tidak takut untuk mempunyai cita-cita, seperti apapun kondisi mereka. Meskipun mereka adalah adik-adik yang tinggal di panti asuhan, tidak seperti adik-adik lain, yang kebanyakan tinggal bersama orang tua mereka. Namun, jika mereka berusaha keras untuk menggapai dan tentu saja ditambah dengan doa yang tulus, maka tidak ada satupun cita-cita yang tidak mungkin bagi mereka. Sore itupun menjadi sangat mengagumkan saat di antara mereka, ada yang berani mengatakan ingin menjadi Presiden. –aamiin-. Inilah hal sederhana yang sebenarnya ingin kami bagikan, berbagi ceria dan inspirasi untuk mereka.

Kegiatan selanjutnya masih berhubungan dengan cita-cita. Kami menyebutnya pohon impian. Sebelumnya, kami membagikan kertas yang telah kami bentuk sedemikian hingga menyerupai bentuk daun, dan spidol warna warni untuk mereka gunakan menuliskan nama dan impian mereka. Selepas itu, mereka menggantungnya di sebauh ranting yang telah kami “sulap” menjadi seperti pohon kecil. 

Ada puluhan impian yang menggantung di pohon itu. Bermacam-macam profesi yang mereka tuliskan. Hanya kata aamiin yang saya ucapkan saat melihat dedaunan tersebut menari dari kejauhan. Bagi saya, mereka berani menuliskan impian adalah langkah awal tercapainya impian mereka. Semoga ini bisa menjadi penyemangat untuk mereka ke depannya. –Mari berhenti sejenak, mendoakan impian adik-adik kita-





Kegiatan kami belum berakhir sampai di situ, kami melanjutkan dengan kita yang paling ditunggu-tunggu. Yapp, Melukis Harapan. Bagaimana keseruannya? Tunggu tulisan berikutnya.
-bersambung-



Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis SIGi Makassar, #SIGiMenulisRamadhan. Baca tulisan tema lainny di sini:
nuralmarwah.com
bukanamnesia.blogspot.com
nurrahmahs.wordpress.com
rahmaniarahman.blogspot.com

kyuuisme.wordpress.com

rancaaspar.wordpress.com

burningandloveable.blogspot.com

inditriyani.wordpress.com

begooottt.wordpress.com

uuswatunhasanah.tumblr.com
ayutawil.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar