Selasa, 04 Maret 2014

“Hiduplah dengan hidupmu”


Katanya lupa. Ia lupa semua kesedihan yang pernah Ia alami. Katanya tidak mudah. Tidak mudah baginya mengingat kembali semua kenangan-kenangan itu. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya ia pikirkan. Dari luar, ia tampak tegar dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya. Tapi dalam hatinya, tak ada yang tahu, termaksud aku.
Tidak dapat dipungkiri setiap manusia pernah merasakan hidup yang indah, bahagia, sedih, galau dan entah apalah namanya. Tapi tahukah, Ia tidak seperti manusia pada umumnya. Seakan hidupnya hanya ada kata indah dan bahagia.
Katanya, kesedihan dan kegalauannya bukan untuk konsumsi orang-orang di sekitarnya. Itu katanya. Tapi tahukah, dia juga manusia. Manusia yang mungkin lebih sedih dan lebih galau dariku. Entah bagaimana caranya ia menyembunyikan semua itu.
“Aku punya kalian, itu sudah cukup” katanya.
Kesedihan dan kegalauan tidak pernah merengut senyuman manisnya.
“Bagaimana caranya?” tanyaku.
“Hiduplah dengan hidupmu” jawabnya.
Kalimat itu, selalu terlintas di pikiranku. Aku tidak paham betul apa maksud dari kalimat itu. Dan setiap kali aku meminta penjelasan darinya.
“Hidup yang bagaimana maksudmu? tanyaku lagi.
Biasanya dia akan balik bertanya padaku, “Bagaimana hidupmu?”
Panjang lebar ku jelaskan tentang hidupku. Ia selalu setia mendengarkan hingga tak ada lagi kata yang keluar dari mulutku.
“Sudah?” tanyanya memastikan.
Aku membalasnya dengan anggukkan yang pelan sambil memperhatikannya. Tak ingin kehilangan satu kata pun dari mulutnya.
“Hidup seperti yang kamu katakan tadi” jawabnya dengan senyuman.
“Itu tidak bisa membuatku bahagia!” lanjutku.
“Jadi, kamu ingin hidup yang seperti apa? seperti hidupku? seperti hidup orang lain?” tanyanya lagi.
Aku terdiam. Nada suaranya agak tinggi. Tapi seperti yang ku katakan, wajahnya tak pernah lepas dari senyuman. “Masih bisa tersenyum?” batinku.
Skenario Hidup.
Terkadang, hidup yang kita harapkan,
tidak sesuai dengan hidup yang kita alami sekarang.
Terkadang dalam hidup, kita menginginkan sesuatu,
namun, kita tak bisa mendapatkannya.
Terkadang dalam hidup, kita membenci sesuatu,
namun sesuatu itulah yang kita dapatkan.
Dalam hidup, tidak ada yang kebetulan.
Yang kita dapatkan, yang pergi dari kita,
semua telah diatur dengan rapi.
Inilah skenario hidup..
Kita harus tetap bermimpi,
Dan mengikhlaskan hasil akhirnya.
Inilah skenario hidup..
Jika ingin bahagia, maka
Pondasilah segalanya dengan rasa syukur.
Jadi, bersyukurlah!
“Tak ada jaminan, kamu bisa bahagia dengan hidupku atau hidup orang lain. Mulai sekarang, cobalah untuk tidak mempertanyakan tentang kehidupanmu. Jangan habiskan hidupmu hanya untuk membandingkan hidupmu dengan hidupku atau dengan hidup orang lain. Hiduplah dengan hidupmu, maka kamu akan terus hidup” Jelasnya.
“Boleh aku bertanya lagi? Tapi, kamu harus menjawabnya dengan jujur” kataku dengan suara pelan.

“Apa kamu bahagia?” sambungku
“Tidak” jawabnya singkat.
Setelah menjawab pertanyaanku, ia membalikkan badannya. Senyuman itu masih di wajahnya, tak pernah beranjak. Hingga ia pun pergi meninggalkanku. Sendiri.

Dia hidup dengan kesedihan, yang kesedihannya tak pernah bisa ku baca.
Sahabat,..
Hidup terkadang seperti lagu, perlu dilantunkan agar kamu bisa menikmatinya..
Berbahagialah! ^^

(Makassar, 4 Maret 2014) -Ina Novita-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar