Sabtu, 15 Maret 2014

Rindu ini milik siapa?



Apakah untuk seseorang  yang pernah singgah di kehidupan kita? kemudian pergi tanpa permisi.
Apakah untuk seseorang yang jauh di sana? tanpa memberi kabar apa dia baik-baik saja.
Apakah untuk seseorang yang mungkin sedang disiapkan oleh-Nya? yang kelak menjadi titik perhentian terakhirnya.
Semuanya baik-baik saja sebelum rindu itu datang menghampiri. Membuat sesak pemilik titipan rindu. Wajah sendu semakin sering muncul tatkala seribu pengandaian di kepala tak kunjung menjadi nyata. Siapa pemiliknya? darimana rindu itu datang? mangapa dititipkan padanya? menjadi pertanyaan setiap kali air mata jatuh membasahi pipinya.
            Bukankah ia telah mengikhlaskan seseorang yang telah pergi tanpa pamit. Ia juga tak berharap banyak pada seseorang yang jauh di sana. Mungkinkah rindu ini milik seseorang yang sedang dipersiapkan untuknya kelak. Jika iya, mengapa dirinya tidak bersabar?
            Sepertinya rindu itu bukan milik siapa-siapa. Rindu itu hanya milik seseorang yang berharap dirinya dititipkan rindu oleh-Nya. Namun saat diberikan, Ia tak mampu mengaturnya.
Bukan salahku jika aku merindukan seseorang.
Bukan pula salahku, jika kamulah seseorang yang ku rindukan.
Sekarang bukan waktunya untuk mencari kesalahan.
Tapi, waktunya untuk mengobati rinduku.


(Makassar,15 Maret 2014)-Ina Novita-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar